Tanjung, KLU - Perayaan Maulid Akbar yang semestinya dirayakan dengan meriah namun tiba-tiba tersendat karna hujan turun dengan derasnya. Masyarakat Tanjung berbondong-bondong datang untuk menyaksikan Maulid Akbar yang dilaksanakan di Lapangan Supersemar Tanjung.
Malam itu (06/03/2010) langit terlihat gelap gulita, tak ada bintang yang ada hanya mendung sebelumnya sore hari pada hari itu udara terasa panas dan agak mendung. Cuaca yang tidak menentu ini memaksa panitia penyelenggara Maulid Akbar menggunakan alat untuk mencegah hujan turun. Sesaat langit berubah cerah dan bintang pun terlihat namun hal itu terjadi cukup singkat dengan alat tersebut.
Setelah lama menunggu acara Maulid belum juga dimulai ini dikarenakan tamu undangan yang utama yaitu Bapak Gubernur NTB belum juga datang ke acara. Untuk mengusir kebosanan masyarakat penitia menampilkan Cilokak untuk menghibur penonton.
Baru beberapa saat acara dimulai langit tiba-tiba mendung. Maulid Akbar yang sekaligus juga dilaksanakannya MTQ yang pertama itu pun tiba-tiba riuh oleh seruan penonton yang berteriak hujan-hujan. Penonton tidak lagi konsentrasi dengan isi acara yang kala itu sedang berlangsung pembacaan puisi oleh salah satu pengisi acara Abu Macel yang mengisi rubrik bejoraq di Koran Kampung. Puisi yang berjudul Muhammad kekasihku.
Masyarakat tersihir dengan isi puisi tersebut, namun sayang puisi hanya bisa dinikmati sampai tiga perempat saja karena masyarakat sibuk mencari tempat berteduh, walaupun hujan deras turun namun antusiasme masyarkat tidak surut ini terbukti walaupun mereka tidak berada di tempat acara namun mereka dapat menyaksikan dari tempat mereka berteduh. Meskipun hujan deras acara Maulid Akbar yang dipadukan dengan pembukaan MTQ tersebut berlangsung hingga selesai. (enon15/i2klu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar