Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Lombok Utara (TKPKD KLU)

1 komentar

KLU, (29/07/2011). Dalam upaya meningkatkan koordinasi penanggulangan kemiskinan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota, dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan yang selanjutnya disebut TKPK.TKPK Provinsi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. TKPK Kabupaten/Kota berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota bertugas melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan di daerah masing-masing sekaligus mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan sesuai Keputusan Tim Nasional.

Keanggotaan TKPK Provinsi dan TKPK Kabupaten/Kota terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan. TKPK KLU saat ini telah melakukan beberapa kegiatan diantaranya melauncing gerakan yang akan menjadi semboyan TKPK KLU yaitu “Gaung Daya Mas (Gerakan Unggulan Pemberdayaan Masyarakat”. Semboyan ini diharapkan dapat membangkitkan dan dapat mewujudkan gerakan-gerakan penanggulangan kemiskinan. Selain dilauncingnya Gaung Daya Mas pada tanggal 21 Juli 2011 yang bertepatan dengan ulang tahun Kabupaten Lombok Utara pemerintah KLU dan beberapa organisasi masyarakat telah melakukan rangkaian pertemuan untuk membahas program penanggulangan kemiskinan mengingat setelah berpisah dari Lombok Barat angka kemiskinan KLU sebesar 43,14 %, dan target penurunan kemiskinan KLU sebesar 2,5%.

Sejumlah Desa Di Kecamatan Kayangan Bayan Terancam Kekurangan Air Bersih

0 komentar

KLU, Disejumlah desa di wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU) rawan kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau 2011. Desa-Desa yang paling rawan dengan kekurangan air yaitu desa Mumbul Sari, desa Selengen,desa Salut dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Kayangan dan Bayan.

Pemkab Kabupaten Lombok Utara, melalui Kantor Lingkungan Hidup menyiapkan dua truk tengki yang berukuran 500 liter dan satu truk tengki dari Dinas Sosial KLU. Meski demikian belum mampu melayani kebutuhan masayarakat di pelosok dusun,akibat belum terjangkau dengan kendaraan truk tengki yang memasukkan air bersih untuk masyarakat. Mereka harus rela berjalan kaki dengan memikul dua jerigen berukuran antara 25 sampai dengan 40 liter untuk mengambil air di bak-bak yang tersedia di dusun dan desa mereka.

Pak Mansur, salah seorang petani asal desa Mumbulsari menuturkan keprihatinannya di depan wartawan, Sabtu 25/6 kemari. Mansur mengatakan, sebenarnya kondisi kekurangan air seperti ini sudah lama terjadi dan bahkan setiap tahun ketika menjelang waktu berahir musim hujan seperti ini, tuturnya. Namun sayangnya, meski dibantu dengan truk tengki,juga belum cukup untuk kebutuhan masyarakat yang menjangkau beberapa desa di wilayah kecamatan Kayangan dan Bayan ini.

Sebenarnyam lanjut Pak Mansur, kalau saja pemerintah mau menganggarkan sekali saja untuk pengadaan pipa yang berukuran 4 in disepanjang jalur di jalan Kantor desa Mumbulsari ini untuk menyalurkan air di atas sana (dari kali di atas-Red), dan itu yang dimasukkan ke pemukiman warga, saya rasa tidak perlu dibantu dengan truk tengki, ungkap Mansur. Namun sayangnya, meski beberapa kali di usulkan baik lewat rapat musdes maupun dibuatkan proposal, namun sampai saat ini belum ada kepastian. "Pada tahun ini diprediksikan terjadi kemarau kering sehingga kemungkinan kebutuhan airnya akan lebih banyak. Kami lihat kebutuhannya nanti, kalau kurang bisa mengajukan penambahan lagi," ujar Mansur.

Petani Jagung KLU Harapkan Perhatian Pemerintah

0 komentar

KLU, Jagung adalah salah satu komuditas unggulan yang dimiliki Kabupeten Lombok Utara, salah satu desa pengahasil jagung terbesar di KLU yakni desa Mumbul Sari, Kecamatan Bayan. Jumlah produksi jagung yang dihasilkan sebanyak 3 ribu ton lebih per sekali musim panen. Luas Desa Mumbul Sari yang merupakan pintu masuk kecamatan Bayan mencapai 2.500 ha, sedangakan luas lahan yang ditanami jangung lebih dari 735 ha. Per hektarnya mampu mengasilkan jagung kering siap jual sebanyak 4 ton hingga 5 ton jagung, sedangkan per kilonya dijulal berpariasi antara Rp 2.800 hingga Rp 3 ribu.

Jumlah penduduk Desa Mumbul Sari mencapai 1.371 Kepala Keluarga (KK) yang mayoritasnya sebagai petani jagung. Meski Desa Mumbul Sari menjadi salah satu daerah pengasil jagung terbeasr di Lombok Utara namun berbagai kendala dan masalah sering dihadapi kelompok tani, mulai dari sistim ijon, tengkulak, akses pasar hingga buruknya infrastruktur jalan yang menghubungkan dusun yan g satu dengan dusun lainnya.

Produksi jagung yang cukup besar itu, membuat KLU menjadi daerah penyumbang peningkatan angka Produk Domestik Regional Bruto, yang cukup signifikan bagi provinsi NTB. Namun demikian, melimpahnya hasil produksi jagung didesa Mumbul Sari belum mampu mensejahterakan masyarakat petani setempat, hal ini terbukti hingga saat ini kondisi perekonomian warga masih dibawah angka rata-rata, dan masih banyak keluarga yang tinggal dirumah yang kurang layak termasuk masih buruknya infrastruktur jalan sebagai jalur distribusi hasil pertanian.

Haji Muhamad Ilham, Kepala Desa Mumbul Sari Kecamatan Bayan, mengatakan kepada NTB POST beberapa hari yang lalu mengatakan, selain persoalan diatas petani jagung saat ini masih terkendala dengan mesin pemipil jagung dan terpal atau lantai pengering untuk menjemur jagung. Mesin pemipil jagung biasanaya didatangkan oleh pengusaha dengan sistim sewa. Sekali sewa atau per tumpuk jagung bisanya mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu. Satu tumpuk jagung beratnya tidak kurang dari 3 ton jagung kering.

Menurut Ilham, karena belum tersedianya mesin pemipil milik kelompok tani, hampir setiap musim panen petani jagung merugi karena tumpukan jagung sering rusak dan tumbuh kembali karena terlambat di pipil. “ Sebagian besar petani jagung menggunakan alat manual (parut) untuk memipil jagung,“ ungkap Ilham lebih lanjut.

Ia berharap pemerintah terkait juga membatu mencarikan solusi yang tepat untuk mengatsi persoalan kelompok tani jagung, khususnya yang ada di desa Mumbul Sari. “ Kita berharap pemerintah memeperhatikan kendala para petani jagung, terutama masalah mesin pemipil yang belum dimiliki termasuk terpal atau lantai pengering jagung, “ tandasnya.

Bupati KLU Lepas Peserta Jambore Nasional IX 2011

0 komentar

KLU, Sejumlah 50 orang peserta Jambore Nasional (Jamnas IX) 2011 yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Kabupaten Ogan Komiring (OKI) Provinsi Sumatra Selatan. Ke 50 orang peserta asal Kabupaten Lombok Utara ini terdiri dari 32 orang siswa SD/SMP dan 18 orang pendamping/Pembina andalan cabang dan ranting Kwartir Cabang KLU.

Koordinator panitia, I Gusti Ngurah Oka, menyebutkan hal tersebut ketika pelepasan kontingen Jamnas IX Sabtu 25/6 kemarin di Gedung serbaguna KLU. Gusti Ngurah menambahkan bahwa khusus untuk 18 orang Pembina pendamping memiliki tugas antara lain, mengikuti worksop arkreditasi Gugus Depan, Lomba menulis artikel dll,disamping sebagai pelatih dalam rangka persiapan mengikuti Jamnas.
Sementara untuk pendanaan Jamnas IX 2011 yang petrama kali di ikuti oleh peserta asal Kabupaten Lombok Utara ini bersumber dari Pemda dan donator dari PNS yang bekerja di KLU. Melalui kesempatan ini pula disampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati KLU, H Djohan Sjamsu,SH, beserta donator yang peduli terhadap pembinaan generasi muda melalui kegiatan Kepramukaan sehingga dapat dilaksanakannya berbagai rangkaian kegiatan dan terseleksinya sejumlah 50 orang peserta Jamnas.

Bupati KLU, H Djohan Sjamsu,SH, dalam sambutan singkatnya menyampaikan rasa syukurnya dihadapan semua para undangan yang menyaksikan pelepasan peserta Jamnas IX 2011. Saya syukur mendengar laporan ketua panitia,bahwa 5 kwartir ranting se Lombok Utara telah siap diberangkatkan dan mengikuti Jamnas tersebut. Kita maklumi bahwa Jamnas ini merupakan ajang pesta bagi pramuka penggalang di Indonesia,dimana adik-adik penggalang diseluruh kwartir cabang akan berkumpul untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam berbagai hal. Generasi muda Lombok Utara harus dapat menunjukkan jati dirinya sebagai calon-calon pemimpin dimasa depan dan memiliki karakter bangsa yang kuat,mandiri dan penuh dengan inovasi. Saya menaruh harapan yang besar bahwa gerakan pramuka akan menjadi salah satu wadah pembinaan bagi generasi muda didalam meningkatkan peransertanya dibidang pembangunan Indonesia pada umumnya dan NTB pada khususnya, serta lebih khusus lagi di kwarcab Lombok Utara.

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh kaum muda dan salah satunya adalah dengan menanamkan dan melibatkan kaum muda sejak usia dini dalam kegiatan kepramukaan. Secara bertahap, namun pasti, ungkap H Djohan Sajamsu, seraya mengucapkan selamat atas kesiapan kontingen Kwarcab KLU.