Tanjung KLU, listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok sama seperti sembako. Ketika terjadi pemadaman bergilir terasa seperti tidak ada beras dan minyak. Tidak hanya seluruh ruangan menjadi gelap hatipun ikut-ikutan gelap alias kalap ingin marah-marah karena pemadaman yang terkadang tidak terjadwal, alasan teknis dan kurangnya daya kerap kali dijadikan alasan oleh PLN.
Pemerintah dan PLN sudah seharusnya mencari solusi untuk mengatasi krisis energi tersebut. Sikap konsumen yang menyalahkan produsen dalam hal ini PLN bukannlah sikap yang bijak, konsumen seharusnya ikut membantu pemerintah dan PLN untuk mengatasi kekurangan energi dengan menghemat pemakaian listrik.
Ada beberapa solusi yang telah dikembangkan untuk mengatasi pemadaman bergilir diantaranya dengan genset dan yang terbaru saat ini yang sudah ada di Tanjung yaitu Inverter. Jika sebelumnya saat menggunakan genset akan terdengar suara bising serta pengeluaran yang lebih untuk membeli bensin , maka beda hal nya dengan inverter. Inverter lebih praktis dan tidak bising. Genset dengan bahan bakar bensin umumnya berdaya rendah, sekitar 500 watt-5kwatt, sedangkan genset yang berdaya diatas 5kwatt digerakkan menggunakan mesin diesel dengan bahan bakar solar.
Inverter merupakan sebutan alat elektronik yang mengubah DC menjadi AC. Berdasarkan jenis gelombang digolongkan menjadi tiga jenis yaitu inverter kotak semi sinus, dan inverter sinus murni.
Di Tanjung beberapa rumah telah memiliki inverter, inverter pertama kali digunakan oleh seorang supervisor PLN Tanjung yaitu H. Kamil yang bertempat tinggal di dusun gubuk baru inverter telah banyak dijual di toko-toko namun inverter tersebut masih bersifat manual.
Salah seorang petugas PLN yang bernama syamsul memiliki ide untuk mengubah inverter manual menjadi inverter otomatis. Apabila pemadaman terjadi maka inverter dapat langsung digunakan, begitu juga sebaliknya apabila lampu menyala maka inverter secara otomatis melakukan pengisian daya.
Pemasangan inverter ini tergantung pada daya accu dan besarnya beban yang digunakan. Semakin besar beban maka semakin besar daya yang dibutuhkan. Untuk pemasangan inverter Syamsul mengenakan biaya Rp2.500.000 itupun tergantung dari besarnya daya accu, sedangkan biaya untuk pengecasan akan dibebankan pada rekening listrik yaitu sekitar Rp10.000 - 15.000 tergantung besarnya daya accu. Sementara ini Syamsul baru memiliki beberapa pelanggan yaitu Tanjung, Santong dan Gunung Sari, namun pelanggan hanya terbatas di kalangan pegawai PLN saja ini dikarenakan ada ketakutan adanya anggapan masyarakat PLN mengambil keuntungan. Namun menurut rencana Syamsul beserta kawan-kawan akan mengikuti expo Teknologi Tepat Guna pada bulan April mendatang. (enon15/i2klu)