TANJUNG-Gumi Adhi Dhaya atau yang sering kita sebut Dayan Gunung, Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang terletak paling utara pulau Lombok-NTB. Sejak dahulu dikenal sebagai wilayah yang kental akan budaya. Segala bentuk ritual adat selalu diadakan baik pada upacara perkwinana, kematian, maupun dalam upacara syukuran. Masyarakat Lombok Utara sangat menjunjung tinggi warisan leluhur, meskipun masyarakat Lombok Utara terdiri dari beraneka ragam pemeluk agama namun dengan ritual adat ini dapat menyatukan segala perbedaan tersebut. Salah satu jenis ritual yang dilakukan yaitu ritual rasa syukur atas telah berhasilnnya dibangun saluran irigasi. Ritual ini dilakukan oleh masyarakat khususnya kelompok tani didaerah Pekatan KLU. Ritual yang diadakan pada tanggal 28 Desember 2009 yang dihadiri oleh sejumlah pejabat KLU seperti kepala SKPD, Bupati, dan Pejabat yang lain. Sempat tersiar kabar bahkan tertulis disurah surat kabar ritual seperti ini diharamkan karena termasuk bid’ah. Namun para tokoh adat mengaggap ini sebagai ucapan syukuran kepada Tuhan atas keberhasilan mereka dalam menyelesaikan saluran irigasi. Seperti yang diungkapkan oleh ketua Panitia dalam laporan hasil kegiatan, Beliau mengungkapkan kegiatan ini dilkukakn oleh untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan, saluran irigasi ini dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan saluran irigasi sebagaimana mestinya. Selain itu juga untuk mengatisipasi gagal panen. Ritual ini dilaksanakan 3 tahun sekali, bersama dengan para petani. Semula dalam upacara ini direncanakan mengorbankan 3 ekor sapi tapi karena keterbatasan dana akhirnya hanya 2 ekor sapi saja yang dikorbankan. Ritual ini berjalan lancar dimulai dari sambutan dari pemuka Adat, Panitia, dan Pejabat terkait kemudian prosesi ritual dilanjutkan dengan melarung atau menghanyutkan kepala kerbau. Yang diiringi dengan gamelan Tawak-tawak dari daerah setempat, tak ketinggalan juga lagu sasak khas dayan gunung yang dinyayikan oleh Amaq Kredek, yang dapat menarik perhatian masyarakat setempat. Pada tahun-tahun mendatang diharapkan ritual seperti ini tidak hanya dapat digunakan sebagai ritual adat saja tapi juga dapat menarik wisatawan, sehingga Lombok Utara dapat dikenal oleh masyarakat luas. (enon15/i2KLU)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar