ARAK-ARAKAN MEWARNAI KHITANAN DALAM RANGKA PERINGATAN MAULID NABI


Anak laki-laki yang akan dikhitan sedang diarak keliling kampung
Arak-arakan diiringi Gendang Beleq

(Tanjung - KLU - 15 Februari 2013) Khitan merupakan ajaran agama Islam warisan dari Nabi Ibrahim. Khitan atau yang biasa disebut sunatan ini sendiri adalah proses pembersihan diri dengan cara memotong sebagian kecil (kulup) dari na’jis. Anak yang telah menjalani Khitanan berarti telah melalui slah satu syarat menjadi umat muslim.

upacara khitanan atau nyunantan ini biasanya diselenggarakan ketika anak laki-laki masih berusia 3 sampai 6 tahun bahkan ada pula yang mengkhitan anaknya ketika baru berusia 2 tahun.

Tradisi pelaksanaan khitanan akan berbeda dengan beberapa daerah lain. Di lombok Utara tepatnya di Desa Tanjung sebagian masyarakat yang perekonomiannya tergolong mampu masih menjalankan tradisi arak-arakan, yaitu sehari sebelum acara khitanan akan diselenggarakan arak-arakan atau biasa disebut teponggok. Dimana dalam prosesi tersebut anak yang akan dikhitan akan diarak keliling kampung. Arak-arakan biasanya diiringi sekaligus dimeriahkan oleh kesenian Gendang Beleq (kesenian khas Lombok).

Adapun maksud dari dilaksanakan prosesi arak-arakan ini adalah untuk tetap melestarikan kebudayaan daerah selain itu juga untuk memberikan kesan tersendiri bagi yang dikhitan, karena khitanan ini dilakukak hanya sekali dalam hidupnya. Meski telah bergembira dengan diarak namun perasaan takut akan dikhitan pasti dirasakan (i2klu).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar