KLU - (28/9/2010). Seperti diketahui pusuk merupakan salah satu akses jalan antara kabupaten Lombok Barat dengan Kabupaten Lombok Utara, namun pada tanggal (27/9/2010) terlihat macet total, kemacetan diakibatkan oleh tumbangnya salah satu pohon sehingga menutup akses jalan. Kemacetan terjadi selama enam jam.
Tumbangnya pohon kayu diduga ada unsur kesengajaan. Warga pusuk diduga sengaja enggergaji Kayu besar sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap masalah tapal batas yang belum selesai.Keterangan yang diperoleh di Pusuk menyebutkan penebangan pohon kayu besar itu diperkirakan berlangsung, Senin (27/9) pagi sekitar pukul 04.00 wita. Sejak pohon besar itu menutupi jalan, semua kendaraan roda empat terpaksa dialihkan melalui jalur Senggigi ke KLU, Sedangkan puluhan motor yang lewat terpaksa antri dan bersabar menunggu sampai pohon tersebut dipindahkan.
Banyak pengendara motor menyesalkan kejadian itu, karena dengan tumbangnya pohon kayu besar ke jalan menghambat arus kendaraan yang akan melakukan kegiatan ke KLU-Lobar atau sebaliknya. Saat salah satu pengendara motor mengantri di bawah pohon kayu itu, Camat Batu Layar, Agus minta kepada warga untuk memotong kayu yang menutupi badan jalan
agar tak mengganggu arus kendaraan yang lewat. Sebab, jalan ini untuk kepentingan umum. Camat Betu Layar berinisiatif untuk segera mendatangkan mesin gergaji untuk memotong kayu. Masalah tapal batas akan difasilitasi oleh Gubernur NTB.
Namun, ada pernyataan Agus yang sempat membuat emosi sejumlah warga KLU yang hadir di tempat itu. Ia menyatakan di tempat ini (lokasi kayu yang tumbang) akan dibangun tapal batas. Kontan saja sejumlah warga berteriak sambil memprotes pernyataan itu. Seorang di antaranya memprotes pernyataan Camat Batu Layar seraya menyatakan yang menentukan lokasi tapal batas bukan camat, tapi gubernur NTB yang memfasilitasi masalah ini.
sedangkan Camat Pemenang, Anding Dwi Cahyadi,S.STP menyatakan masalah tapal batas di Pusuk diserahkan ke Pemrpov NTB, nanti masalah ini dibahas lebih lanjut di sana. Kabag Humas Setda KLU, Drs.H. Ahmad Sujanadi menyatakan kondisi jalan di Pusuk kini kembali normal setelah aparat kepolisian dari Polres Lobar, Polsek Batu Layar dan Polsek Pemenang turun ke lokasi. ‘’Kondisi arus kendaraan sudah kembali normal, tak ada hambatan. Semua jenis kendaraan sudah bisa lewat,’’terangnya.
Bupati KLU, H. Djohan Sjamsu,SH menyatakan, ia sudah menelepon Bupati Lobar, Drs. Zaeni Arony menyampaikan kejadian di Pusuk. Bahkan, masalah ini juga sudah dilaporkan ke Kapolres Lobar. Djohan berjanji akan menyelesaikan tapal batas secara baik. Penanganan selanjutnya akan difasilitasi oleh Gubernur NTB sebagai wakil pemerintah pusat di daerah. Ia berharap menutupan jalan itu secepatnya bisa diatasi oleh aparat kepolisian, agar tidak mengganggu arus kendaraan yang lewat. ‘’Masalah ini bisa kita selesaikan secara musyawarah dengan mempedomani peraruran yang berlaku. Kita harus pedomani Undang-undang, peta pembentukan KLU dan peta rupa-rupa bumi yang dibuat oleh Bakorstanalda. Kita ingin selesaikan masalah ini dengan baik-baik, jangan ada konflik,’’jelas Djohan seraya berharap semua pihak agar menahan diri dalam masalah ini. (i2klu)
Tumbangnya pohon kayu diduga ada unsur kesengajaan. Warga pusuk diduga sengaja enggergaji Kayu besar sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap masalah tapal batas yang belum selesai.Keterangan yang diperoleh di Pusuk menyebutkan penebangan pohon kayu besar itu diperkirakan berlangsung, Senin (27/9) pagi sekitar pukul 04.00 wita. Sejak pohon besar itu menutupi jalan, semua kendaraan roda empat terpaksa dialihkan melalui jalur Senggigi ke KLU, Sedangkan puluhan motor yang lewat terpaksa antri dan bersabar menunggu sampai pohon tersebut dipindahkan.
Banyak pengendara motor menyesalkan kejadian itu, karena dengan tumbangnya pohon kayu besar ke jalan menghambat arus kendaraan yang akan melakukan kegiatan ke KLU-Lobar atau sebaliknya. Saat salah satu pengendara motor mengantri di bawah pohon kayu itu, Camat Batu Layar, Agus minta kepada warga untuk memotong kayu yang menutupi badan jalan
agar tak mengganggu arus kendaraan yang lewat. Sebab, jalan ini untuk kepentingan umum. Camat Betu Layar berinisiatif untuk segera mendatangkan mesin gergaji untuk memotong kayu. Masalah tapal batas akan difasilitasi oleh Gubernur NTB.
Namun, ada pernyataan Agus yang sempat membuat emosi sejumlah warga KLU yang hadir di tempat itu. Ia menyatakan di tempat ini (lokasi kayu yang tumbang) akan dibangun tapal batas. Kontan saja sejumlah warga berteriak sambil memprotes pernyataan itu. Seorang di antaranya memprotes pernyataan Camat Batu Layar seraya menyatakan yang menentukan lokasi tapal batas bukan camat, tapi gubernur NTB yang memfasilitasi masalah ini.
sedangkan Camat Pemenang, Anding Dwi Cahyadi,S.STP menyatakan masalah tapal batas di Pusuk diserahkan ke Pemrpov NTB, nanti masalah ini dibahas lebih lanjut di sana. Kabag Humas Setda KLU, Drs.H. Ahmad Sujanadi menyatakan kondisi jalan di Pusuk kini kembali normal setelah aparat kepolisian dari Polres Lobar, Polsek Batu Layar dan Polsek Pemenang turun ke lokasi. ‘’Kondisi arus kendaraan sudah kembali normal, tak ada hambatan. Semua jenis kendaraan sudah bisa lewat,’’terangnya.
Bupati KLU, H. Djohan Sjamsu,SH menyatakan, ia sudah menelepon Bupati Lobar, Drs. Zaeni Arony menyampaikan kejadian di Pusuk. Bahkan, masalah ini juga sudah dilaporkan ke Kapolres Lobar. Djohan berjanji akan menyelesaikan tapal batas secara baik. Penanganan selanjutnya akan difasilitasi oleh Gubernur NTB sebagai wakil pemerintah pusat di daerah. Ia berharap menutupan jalan itu secepatnya bisa diatasi oleh aparat kepolisian, agar tidak mengganggu arus kendaraan yang lewat. ‘’Masalah ini bisa kita selesaikan secara musyawarah dengan mempedomani peraruran yang berlaku. Kita harus pedomani Undang-undang, peta pembentukan KLU dan peta rupa-rupa bumi yang dibuat oleh Bakorstanalda. Kita ingin selesaikan masalah ini dengan baik-baik, jangan ada konflik,’’jelas Djohan seraya berharap semua pihak agar menahan diri dalam masalah ini. (i2klu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar